Blog Archive
-
2012
(18)
-
Januari(18)
- Fresh Diagnose 8.61 Multilanguage
- Advanced Uninstaller PRO 10.5.6
- Remote Desktop Manager 6.9.0.0
- Award Keylogger Pro 2.22
- Yamicsoft WinXP Manager 8.0
- Teknik Memperbesar Penis
- G-Sonique Ultrabass MX4/4
- AVG Anti-Virus Pro 2012 12.0 Build 1809a4504 (x86/...
- Absolute Uninstaller 2.9.0.722 Portable
- Focus Photoeditor 6.3.9
- Advanced Defrag 6.2.0.1
- Wow.. Minuman Ini Buat Wanita Makin Bergairah
- Animated Wallpaper Maker 3.0.1
- Space Pirates and Zombies 1.000
- System Optimize Expert 3.2.2.2
- Simplz Zoo
- www.web4invest.com
- Virtual City
-
Januari(18)
- 2011 (122)
Selamat Datang
Selamat datang di manusiadonlot.blogspot.com
Agung Nurcahyo. Diberdayakan oleh Blogger.
Entri Populer
-
Fishing Craze Is Catch tons of fish in this arcade game! Cast your line in colorful locations and catch all kinds of fish! Earn po...
-
DxO Optics Pro v7.0.0 Rev 23357 Build 913 Elite Edition | 200MB DxO Labs has introduced Optics Pro, this is the latest release of so...
-
This version is very stable in the excitement and less working on specifications and stability updates until November 2011 and is enable...
-
Ini dia Kabar Gembira untuk semua penggemar kopi khususnya wilayah Asia Tenggara sebagai produsen dan konsumen kopi cukup luas. Mitos kopi...
-
Mediachance Dynamic Auto-Painter 2.5.4 | 57.52 MB Dynamic Auto-Painter unique program that allows you to turn your photos into painti...
-
TrustPort Total Protection 2012 12.0.0.4828 Multilingual | 261.65MB TrustPort Total Protection provides maximum protection for you...
-
Pasti sudah banyak yang tahu dong tentang google adsense dan banyak juga blogger yang tertarik untuk daftar google adsense apalagi sudah b...
-
Penyakit flu tulang biasanya disebut sebagai chikungunya atau juga demam tulang. Penyebabnya sama seperti DBD, yakni nyamuk Aides Aegy...
-
Di Hari Raya Kurban ini, masyarakat muslim merayakannya dengan menyantap daging, baik mereka yang menerima kurban maupun yang memberi dag...
-
Revo Uninstaller is a software that can greatly assist you in removing programs already installed on your computer or if you hav...
Label
- 18+ (2)
- Antivirus (2)
- Audio dan Video Player (4)
- Back Up Data (1)
- Bisnis Online (6)
- Dewasa (6)
- ebook (1)
- Fakta Unik (1)
- Game (6)
- HIV?AIDS (1)
- HP (1)
- Kehamilan (2)
- Kesehatan (17)
- Khusus Pria (1)
- motivasi (12)
- Operating System (3)
- Otak tengah (1)
- Pengetahuan (1)
- Software (48)
- Tips (14)
- Women (1)
Tanggal Hijriah
Waktu Menunjukkan Pukul
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 24 Desember 2011
Apakah Anda bisa ‘merasakan’ adanya perubahan di perusahaan Anda?
Saya sengaja memberi tanda petik (‘) pada kata merasakan untuk
menekankan bahwa perubahan yang saya maksud bukanlah dari aspek fisik
belaka. Perubahan dalam bentuk penerapan system baru atau kedatangan
CEO baru tentu mudah untuk kita ketahui. Tapi tahukah Anda bahwa
diperusahaan Anda sedang terjadi perubahan yang terjadi sedemikian
halusnya sehingga hanya bisa disadari oleh mereka yang benar-benar bisa
merasakannya? Orang yang tidak menyadari adanya perubahan itu sering
kaget beberapa tahun kemudian. Lalu mereka mengatakan;”suasana kerja
dikantor kita sudah tidak seperti dulu lagi..”. Padahal, perubahan itu
tidak terjadi begitu saja. Sebaliknya, orang yang menyadari adanya
perubahan itu tidak akan kaget. Karena setiap hari, mereka merasakan dan
melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang sedang berlangsung.
Mereka yang tidak sadar, sering merasa dipaksa untuk menerima perubahan.
Sedang mereka yang merasakannya sudah terbiasa mengikuti iramanya. Jika
Anda boleh memilih, Anda ingin menjadi kelompok yang mana?
Label:
motivasi
|
0
komentar
Semua orang ingin sekali menjadi pemimpin, betul? Tidak juga. Yang
kita inginkan sebenarnya adalah menjadi ‘pejabat tinggi’, bukan menjadi
‘pemimpin’. Di organsiasi bisnis misalnya, kita ingin menjadi Manager
atau Direktur. Dalam pemerintahan, kita ingin menjadi Bupati atau
Gubernur. Saat menginginkan jabatan itu, kita tidak benar-benar ingin
menjadi pemimpin bagi umat atau orang-orang yang kita pimpin. Kita,
lebih menginginkan kebanggaannya, prestisenya, dan fasilitas
menggiurkannya. “Nggak juga tuch!” Saya senang jika Anda menyangkal
seperti itu. Hal itu menunjukkan bahwa Anda memang berniat mengabdikan
diri, bukan sekedar berambisi untuk meraih suatu posisi. Apakah itu
penting? Bukan sekedar penting. Tapi juga menentukan apa yang kita
lakukan selama memegang jabatan itu dan nasib kita sesudah selesai
menjabatnya.
Label:
motivasi
|
0
komentar
Kamis, 22 Desember 2011
Catatan Kepala: ”Kemampuan seseorang tidak tercermin pada jabatan yang disandangnya, melainkan dalam tindakan aktualnya sehari-hari.”
Salah satu tantangan dalam kepemimpinan adalah bagaimana caranya
membuat orang-orang menaruh rasa hormat kepada pemimpinnya. Memang, ada
banyak pemimpin berwibawa yang benar-benar dihormati oleh bawahannya.
Tetapi, lebih banyak lagi pemimpin yang diremehkan. Khususnya di
lembaga-lembaga yang tidak terkungkung oleh senioritas. Siapapun berhak
dan bisa meraih jabatan tertentu tanpa harus ‘mengantri’ terlebih
dahulu. Ada baiknya memang. Sehingga proses promosi bisa benar-benar
mengandalkan kemampuan aktual. Sayangnya rasa hormat bawahan tidak bisa
begitu saja muncul. Seorang pemimpin harus memiliki suatu standar
kualitas pribadi yang memadai untuk menjadikan orang lain bersedia
menghormatinya.
Label:
motivasi
|
0
komentar
Jumat, 09 Desember 2011
Tak seorangpun suka jika kesalahannya diketahui oleh orang lain.
Makanya, setiap kali melakukan kesalahan; kita cenderung menutupinya.
Orang yang punya uang berani membayar agar orang lain tutup mulut. Orang
yang berkuasa sanggup mengancam saksi mata agar tidak buka suara. Di
kantor, orang rela melakukan apapun asal jangan sampai ketahuan
atasannya. Ditempat lain, orang menimpakan kesalahannya kepada orang
lain. Ada begitu banyak cara menutupi kesalahan. Namun kebanyakan
dilakukan dengan cara-cara yang tidak tepat. Padahal, ada teknik terbaik
untuk menutupi kesalahan. Yaitu teknik yang bisa dilakukan tanpa
melanggar norma. Sudahkah Anda mengetahui tekniknya?
Label:
motivasi
|
0
komentar
Kamis, 08 Desember 2011
Kita tidak pernah berhenti mencari
kebahagiaan. Meskipun sangat sulit untuk mendefinisikannya. Kebahagiaan
itu apa dan seperti apa. Tidak mudah untuk memahaminya. Maka
kebahagiaan sering menjadi terlampau abstrak untuk bisa kita rengkuh ke
alam realitas. Orang miskin mengira orang kaya lebih bahagia karena
segalanya serba ada. Orang kaya, banyak yang menilai betapa bahagianya
orang-orang miskin yang terbebas dari belenggu hutang hingga ratusan
juta bahkan milyaran. Jadi sebenarnya kebahagiaan itu apa? Dalam
pencarian atas kebahagiaan itu, saya sering merasakan kenikmatan. Ketika
uang saya sedikit – misalnya – saya merasa nikmat. Ketika uang saya
sedang banyak, juga terasa nikmat. Ketika sakit, terasa nikmat. Saat
sehat juga nikmat. Saat sendiri nikmat, ramai-ramai juga nikmat. Jika
kenikmatan-kenikmatan kecil itu kita kumpulkan, lalu dirangkai dalam
rentang waktu yang panjang, maka perasaan batin kita menjadi sedemikian
nyaman. Pada saat-saat seperti itulah kita merasakan kebahagiaan. Apakah
Anda merasakan hal yang sama?
Laksana sebatang pohon; Kebahagiaan itu adalah buahnya. Kenikmatan
adalah batangnya. Sedangkan akarnya adalah; rasa syukur. Mau tumbuh
dimana buah jika tidak ada batang yang menyangganya? Bagaimana batang
bisa tegak jika tidak memiliki akarnya? Maka begitu pula kebahagiaan
yang kita cari-cari itu. Tidak mungkin kita bisa meraih kebahagiaan
tanpa kemampuan untuk merasakan kenikmatan. Dan kita tidak mungkin bisa
menikmati apapun jika tidak memiliki rasa syukur. Maka, untuk bisa
meraih kebagiaan itu, kita membutuhkan rasa syukur atas semua nikmat
yang kita dapatkan. Karena dari rasa syukur itu akan tumbuh pohon
kenikmatan yang kokoh. Barulah pohon kenikmatan itu bisa berbuah
kebahagiaan. Jadi, untuk menemukan kebahagiaan; kita perlu terlebih
dahulu memiliki rasa syukur itu. Bagi Anda yang tertarik menemani saya
belajar memiliki akar rasa syukur, saya ajak memulainya dengan memahami 5
prinsip Natural Intelligence (NatIn) berikut ini:
Public
Training: New Manager’s Leadership Program (Practical Guide for New
Managers). Tanggal 9-10 Januari 2012 di Jakarta. HANYA 30 ORANG per
batch. Investasi early bird Rp.2,250,000.- Hubungi Ms. Vivi di 0812 1040
3327.
1. Titik awal menuju kebahagiaan. Untuk menuju
kebahagiaan, ada rute sederhana yang lurus tidak berkelok. Datar tidak
terjal. Halus tidak kasar. Dan aman tidak berbahaya. Dalam rute itu ada
titik pemberangkatan bernama ‘rasa syukur’ – jalur untuk dilalui bernama
‘kenikmatan’, dan – tempat tujuan bernama kebahagiaan. Bahagia itu
titik terjauh dalam rute perjalanan kita. Sedangkan kenikmatan itu
adalah apa yang sepatutnya kita rasakan selama menempuhnya. Rasa syukur
ada dimana? Ada didalam daftar opsi atau pilihan hidup kita. Kita boleh
memilih untuk memulai perjalanan ini dengan bersyukur sehingga bisa
masuk kedalam jalur kenikmatan. Kita juga boleh memilih untuk tidak
bersyukur sehingga apapun yang kita dapatkan akan menghasilkan keluh
kesah. Konsekuensinya, jika kita memulai dari pos rasa syukur, maka
apapun yang kita alami disepanjang perjalanan itu akan penuh dengan
kenikmatan sehingga diakhir perjalanan; semua kenikmatan itu
diakumulasikan menjadi kebahagiaan. Sebaliknya, jika memulainya dari
titik ‘bukan rasa syukur’ maka bahkan semua kemewahan pun tidak akan
menghasilkan kenikmatan sehingga tidak mungkin kita bisa meraih bahagia
itu. Jadi, mari kita berfokus kepada titik awal pemberangkatan yang
bernama ‘rasa syukur’.
2. Rasa syukur atas hidup. Jika ada orang yang
‘menyesali hidup’, maka itu menunjukkan kalau orang itu tidak memiliki
rasa syukur atas hidup yang sudah dia dapatkan. Bukan hidupnya yang
membuat kita menyesal, melainkan kualitas hidup itu sendiri. Tidak
relevan jika kita menyesali hidup karena kualitasnya. Karena hidup itu
dihadiahkan oleh Tuhan. Sedangkan kualitasnya, ditentukan oleh ikhtiar
yang kita lakukan. Baik atau buruknya kualitas hidup kita sedikit banyak
ditentukan oleh kemauan, usaha, kerja keras, dan kegigihan kita untuk
memperjuangkannya. Jika kita tersisih dari arena perjuangan itu, mengapa
lantas kita salahkan hidup? Kita tentu tidak termasuk orang yang
menyesali hidup. Namun, seringkali kita menyesali hal-hal yang ‘tidak
kita lakukan’ dimasa lalu. “Oh, seandainya dulu saya begini-begitu,
tentu sekarang saya blablabla..” bukankah begitu sesal yang sering kita
dengarkan dari dalam? Maka wajar jika Sang Pemberi Hidup menyeru kita
untuk mensyukuri hidup. Dia sanggup merenggutnya sejak kemarin. Tapi
sampai sekarang kita masih juga hidup. Juga wajar jika kita bersyukur
atas anugerah itu dengan menjadikan kehidupan kita baik didalam
pandanganNya. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk mensyukuri
hidup, selain mengisi hari-hari dalam hidup kita dengan tindakan dan
perbuatan yang disukai Sang Pemberi Kehidupan.
3. Rasa syukur atas kemudahan. Sudah berapa banyak
kemudahan yang Anda dapatkan? Tubuh Anda sempurna sehingga segala urusan
bisa Anda lakukan tanpa hambatan. Ban motor atau mobil Anda terhindar
dari paku dijalan sehingga perjalanan Anda tidak mengalami hambatan.
Kompor gas Anda menyala normal sehingga masakan Anda bisa matang.
Anak-anak Anda sehat sehingga Anda bisa pergi ke kantor dengan tenteram.
Gigi Anda afiat sehingga semua aktivitas harian bisa dijalani dengan
nyaman. Ada lagi kemudahan lainnya? Banyak. Bahkan guru kehidupan saya
mengingatkan; “Jika engkau menghitung-hitung kemudahan yang sudah Tuhan
berikan, takkan mungkin engkau sanggup menghitungnya.” Sekarang, apa
yang kita lakukan dengan sekujur tubuh kita? Kebaikankah? Atau
keburukan? Jika jabatan yang kita sandang itu bagian dari kemudahan yang
diberikan Tuhan, maka bagaimana cara kita menunaikan amanah itu pun
merupakan gambaran dari rasa syukur yang kita miliki. Semua kemudahan
yang kita peroleh, apakah digunakan untuk menimbulkan kesulitan orang
lain? Ataukah kita mensyukurinya dengan menjadikan kemudahan yang kita
miliki untuk memudahkan urusan orang lain? Faktanya, ketika kita
berhasil memudahkan urusan orang lain, hati kita merasa nyaman. Kita
menikmati perasaan itu sehingga terdorong untuk melakukan hal yang sama
lebih sering lagi. Dan karena aktivitas itu berlangsung terus, maka
kenikmatannya pun kita rasakan terus sehingga kebahagiaan pun datang.
4. Rasa syukur atas kesulitan. Mudah untuk berucap
‘Alhamdulillah’ saat keadaan kita sedang serba indah. Bagaimana jika
kita sedang berada dalam keadaan yang serba susah? Kayaknya rasa syukur
atas kesulitan itu rada ngawur. Sekurang-kurangnya ada 2 alasan mengapa
justru kita memerlukan rasa syukur atas kesulitan. Pertama, justru
ketika berada dalam kesulitan itu setiap kemudahan yang selama ini kita
dapatkan menjadi semakin terasa ‘nilainya’. Mungkin dimasa lalu, belum
kita syukuri kemudahan-kemudahan itu. Maka inilah saat yang tepat untuk
melakukannya. Sekaligus membuat komitmen pribadi; jika nanti
mendapatkannya kembali, saya akan senantiasa mensyukurinya. Alasan
kedua, mensyukuri kesulitan yang sedang kita hadapi itu boleh dibilang
tingkatan rasa syukur yang paling tinggi. Bayangkan, saat Tuhan menguji
kita dengan kesulitan yang sangat berat. Bukannya mengeluh. Kita malah
bersyukur karena kesulitan itu justru semakin mendekatkan diri kita
kepadaNya. Bukankah kita menjadi semakin kyusuk dalam berdoa ketika
sedang serba susah? Maka pantaslah juga jika Tuhan berfirman bahwa;
dalam kesulitan itu, terdapat kemudahan. Dan kemudahan itu akan
didapatkan oleh orang yang menjaga rasa syukur; meski sedang berada di
tengah deraan kesulitan.
5. Rasa syukur atas rasa syukur. Ketika kecil, saya
pernah merasakan nikmatnya makan nasi hanya dengan jelantah, atau secuil
garam bersama para buruh tani sambil selonjoran di pematang sawah.
Ketika dewasa, saya sering berkesempatan bermalam di hotel berbintang.
Seperti teman-teman lain ternyata kami hanya bisa menikmati berbagai
hidangan mewah itu pada 1 atau 2 hari pertama saja. Selebihnya, kami
lebih sering menyantap hidangan dipinggir jalan. Makan di emperan itu,
jauh lebih terasa nikmatnya. Beberapa teman mengatakan tidak bisa tidur
semalam. Banyak pikiran katanya. Padahal, kasurnya berharga belasan
juta. Sedangkan satpam di komplek saya tidur nyenyak sambil duduk di
kursi pos ronda yang sudah bulukan. Jadi dimana sesungguhnya nikmat itu
adanya? Dalam kemewahan ada kenikmatan. Dalam kesederhanaan pun ada
kenikmatan. Jadi bukan kondisi fisiknya yang menentukan. Melainkan dalam
rasa syukur. Faktanya, tanpa rasa syukur; keberlimpahan yang kita
miliki terasa kurang saja dan tak kunjung memberikan kebahagiaan. Dengan
rasa syukur, dalam keterbatasanpun kita merasakan kecukupan. Maka rasa
syukur itu pun adalah anugerah tersendiri. Mungkin hanya sedikit orang
yang dianugerahi rasa syukur. Banyak yang tidak, sehingga apapun yang
mereka miliki tidak bisa dikonversi menjadi kenikmatan, apalagi
kebahagiaan. Maka bersyukurlah atas rasa syukur yang telah Tuhan
tanamkan dalam hati kita. Karena dengan rasa syukur itu, kita punya
peluang untuk meraih kenikmatan dalam hidup, dan berhasil menempuh rute
yang tepat menuju kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Buah kebahagiaan dipetik dari pohon kenikmatan-kenikmatan kecil yang
berhasil kita rangkai dalam setiap detak detik kehidupan yang kita
jalani. Sedangkan pohon kenikmatan itu tumbuh kokoh karena disangga oleh
rasa syukur yang mengakar. Persis seperti nasihat guru kehidupan saya
tentang firman Tuhan, bahwa Dia akan menambah kenikmatan bagi
orang-orang yang memiliki rasa syukur. Maka jika Anda ingin melakukan
proses atau perjalanan meraih kebahagiaan, mari kita memulai perjalanan
itu dari titik awal bernama rasa syukur. Insya Allah, apapun yang kita
alami selama perjalanan itu akan terasa nikmat. Sehingga kita bisa
menjadi pribadi yang bahagia, hingga diakhir perjalanan ini.
Label:
motivasi
|
0
komentar
”Segala sesuatu tentang kantor akan sirna kecuali kenangan manis yang kita bangun bersama teman-teman baik.”
Ketika kita menyebut ‘teman sekantor’, sebenarnya kita tidak
benar-benar ingin menyebutnya sebagai ‘teman’. ‘Dia bekerja di kantor
yang sama dengan kita,’ hanya itu maksudnya. Sekarang, saya ingin
mengajak Anda untuk benar-benar ‘berteman’ dengan mereka, bukan sebatas
status sebagai sesama karyawan di perusahaan yang sama. Apa memang perlu
begitu? Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mempunyai teman baik
dikantor, kehidupan kerjanya jauh lebih menyenangkan daripada
orang-orang yang hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Hal ini tidak
hanya berdampak kepada pribadi orang tersebut, melainkan juga kepada
tingkat kepuasannya dalam bekerja. Maksudnya, orang yang berhasil
membangun pertemanan yang baik di kantor lebih bisa menikmati
pekerjaannya. Apakah Anda merasakan hal yang sama?
Pekerjaan selesai tepat waktu dengan kualitas yang nyaris sempurna.
Itulah obsesi saya di tahun-tahun awal perjalanan karir. Segala
kebutuhan sudah terpenuhi di ruang kerja sehingga tidak banyak waktu
terbuang percuma. Termasuk lunch box yang dibawa dari rumah. Dengan
orang lain, saya berhubungan seperlunya untuk urusan pekerjaan. Semuanya
jadi efisien. Namun kemudian saya menyadari, bahwa ternyata saya tidak
memiliki banyak teman. Karir saya baik. Pendapatan saya cukup. Tetapi,
saya seperti sendirian. Lalu saya bertanya; apakah karir seperti ini
yang saya inginkan? Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa saya membutuhkan
lebih dari sekedar lap top, meja kerja, telepon dan tumpukan dokumen.
Saya membutuhkan lebih dari sekedar ‘orang sekantor’. Saya membutuhkan
seseorang yang bisa menjadi sahabat bukan karena proyek yang harus
dikerjakan bersama. Melainkan pertemanan sesuai fitrah manusia. Lalu
saya memutuskan untuk mengubah cara bergaul dengan teman-teman dikantor.
Hasilnya? Kehidupan karir dan pribadi saya jauh lebih baik dari
sebelumnya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membangun
hubungan dengan teman dikantor, saya ajak memulainya dengan memahami 5
prinsip Natural Intelligence (NatIn) berikut ini:
1. Mencari teman untuk tersenyum. Setiap orang
membutuhkan rasa bahagia didalam hatinya. Kebahagiaan itu terpancar
melalui raut wajahnya. Makanya, salah satu ciri orang bahagia adalah
senyumnya yang indah menghias wajah. Walhasil, orang yang jarang
tersenyum dikantor boleh jadi bukanlah orang yang bahagia. Masalahnya,
untuk bisa tersenyum kita membutuhkan orang lain. Kita tidak mungkin
tersenyum sendirian sambil tetap berharap disebut sebagai orang waras.
Singkatnya, kita butuh orang lain agar bisa tersenyum secara sehat. Dan
dengan senyum itu, kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang kita dambakan
di tempat kerja. Maka tidak ada cara lain untuk bahagia di kantor selain
menjadikan teman-teman di kantor sebagai sahabat kita. Karena tanpa
mereka, kita tidak akan pernah bisa tersenyum. Dan tanpa senyum rasa
bahagia tidak pernah bisa menjadi milik kita.
2. Merasa senasib sepenanggungan. Kita semua di
kantor ini adalah para pribadi yang sedang memperjuangkan hidup. Mungkin
kita punya alasan masing-masing. Tetapi, kita sedang sama-sama berjuang
untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Jujur saja; jika Anda
bekerja dikantor itu, belum tentu Anda memang benar-benar ingin bekerja
disana. Mungkin karena rewardnya yang besar. Mungkin karena jabatannya.
Mungkin karena ada alasan lain. Jika Anda bisa mendapatkan semua yang
Anda peroleh itu ditempat lain, apakah Anda masih ingin bekerja disana?
Mungkin ya, mungkin tidak. Semuanya tidak mutlak. Namun satu hal yang
pasti bahwa cepat atau lambat kita tidak akan bisa lagi bekerja disana.
Meskipun kita masih ingin, tetapi hal itu tidak mungkin sehingga kita
pun harus meninggalkannya. Itu tidak hanya saya dan Anda saja yang
mengalami. Semua orang juga begitu. Makanya, kita dan orang-orang
dikantor sebenarnya senasib sepenanggungan. Alangkah baiknya jika kita
bisa saling menjaga perasaan dalam pergaulan yang lebih sehat dengan
sesama teman di kantor.
3. Hubungan dua arah. Tidak seorang pun selalu
berada dalam puncak semangat selama bekerja. Naik dan turun pasti
terjadi. Ketika sedang ‘down’, kita membutuhkan seseorang yang bisa
membantu kita kembali ‘up’. Orang lain pun membutuhkan kita untuk alasan
yang sama. Kita melihat banyak orang yang kehilangan motivasi, dan
akhirnya gagal menjalani karirnya. Meski mereka tidak sampai tersingkir,
tetapi menjalani keseharian dengan terpaksa dan tanpa gairah. Disekitar
kita ada banyak orang seperti itu yang membutuhkan seseorang untuk
kembali bangkit. Pada saat yang lain, mungkin kita sendirilah yang
mengalami situasi sulit seperti itu. Dengan begitu, kita bisa saling
menghibur dikala susah. Saling memotivasi saat kehilangan arah. Saling
menguatkan saat sedang lelah. Dan tentu saling berkontribusi dalam
pencapaian masing-masing sehingga hubungan saling menguntungkan itu bisa
berjalan dua arah.
4. Membangun jembatan emosi. Jika berteman dengan
tulus, kita tidak lagi memiliki sifat dengki. Kita justru senang ketika
teman kita mendapatkan sesuatu. Disaat begitu banyak orang yang
‘tersiksa’ batinnya karena kalah bersaing dengan orang lain, teman yang
tulus justru ikut bahagia dengan merayakan kemenangan temannya. Bahkan
jika mereka sedang saling bersaing; mereka tetap menjaga agar tidak
saling menyakiti atau mencurangi. Apalagi saat tidak sedang bersaing.
Teman kita memberi dukungan penuh seperti halnya kita yang selalu
mendukung mereka. Beda banget dengan orang-orang yang tidak memiliki
teman di kantornya. Mereka tidak memiliki keterikatan emosi apapun
dengan orang lain, karena hubungannya hanya dibangun atas dasar tuntutan
pekerjaan. Pertemanan kita membangun jembatan emosi positif, sehingga
kita tidak tertarik lagi untuk saling mengakali atau mencurangi.
5. Membuat kenangan positif. Pekerjaan kita hanya
sementara. Jika tiba saatnya nanti, kita akan diminta untuk
mengembalikan semuanya kepada perusahaan. Sejak saat itu, kita tidak
lagi memiliki hubungan apapun dengan perusahaan. Namun, ada yang tidak
berakhir begitu saja, yaitu; persahabatan yang telah kita bangun dengan
teman-teman dikantor. Sesekali mungkin Anda akan merindukan kantor yang
sudah Anda tinggalkan itu. Namun kerinduan itu bukan kepada
pekerjaannya, melainkan kepada orang-orang yang pernah menjalin hubungan
yang baik dengan Anda. Tidak seorang pun dapat merenggut kenangan indah
itu dari benak kita. Setiap kebaikan yang kita berikan kepada rekan
sejawat di kantor, atau kebaikan yang mereka lakukan untuk kita; akan
menjadi kenangan abadi kita.
Saya pernah diingatkan seorang
sahabat yang mewanti-wanti dalam bergaul dengan seseorang yang
dinilainya sebagai pribadi yang ‘licik’. “Hati-hati,” katanya, “Dia bisa
menusuk dari belakang.” Saya mengakui jika nasihat itu bagus. Namun,
saya memutuskan untuk terus berteman dengan siapapun di kantor. Jikapun
benar ada orang yang licik, saya percaya satu hal; orang lain tidak akan
pernah bisa berbuat licik kepada orang yang tahu bagaimana cara
menghadapinya. Maka bertemanlah dengan siapapun di kantor Anda. Maka
Anda akan mendapatkan lebih banyak manfaat. Dan kehidupan kerja Anda
akan menjadi lebih baik lagi.
Label:
motivasi
|
0
komentar
10 Cara Menjadi Wirausahawan Sukses
- merupakan impian bagi semua orang. Susah bangun usaha merupakan bumbu
manis yang kita lewati dalam menjalankan sebuah usaha entah itu di
dunia rill atau dunia virtual.
Melalui tulisan ini kang salman akan mengungkapkan seperti apa sih
contoh dan pribadi seorang wirausahawan sukes. tulisan ini merupakan
kiraman dari seorang mahasiswa Ikopin ke email kang salmam. Mernurut hemat kami, isi posting ini sangat menarik, bahasa sedehana, dan mudah dicerna.
Berikut ini adalah 10 cara dan usaha unuk menjadi orang yang sukses.
1. BERPIKIR KRITIS USAHA YANG AKAN DI JALANKAN :
Memikirkan usaha apa yang akan di jalankan dengan berbagai pertimbangan dan melihat kondisi pasar.
2. MEMPERHITUNGKAN RESIKO YANG AKAN DI HADAPI:
Melihat/Mempertimbangankan Resiko apa yang akan dihadapi dan mampu mengambil resiko itu.
3. BELAJAR DARI YANG BERPENGALAMAN:
Belajar dari pengalaman orang-orang yang telah sukses dan mempraktikannya.
4. MENJALANI USAHA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH:
Mempunyai niat yang kuat untuk menjalani usaha yang akan dijalani.
5. MEMANFAATKAN PELUANG DENGAN BAIK:
Benar-bener memanfaatkan peuang yang ada.
6. BERSIKAP SPORTIF:
Tidak bersikap curang dalam melakukan usaha
7. JUJUR DALAM MENJALANKAN USAHA:
Selalu bersikap jujur dengan menjalankan usaha yang dijalani tanpa ada niat curang.
8. MENCARI LAHAN(POSISI) PASAR YANG TEPAT:
Memperhatikan tempat usaha dengan keadaan masyarakat
9. MAMPU MENENTUKAN SESUATU YANG DI PERLUKAN MASYARAKAT:
Mengetahui benar-benar apa yang dibutuhkan masyarakat kita dapat menyediakan fasilitas kebutuhan tersebut.
10. TIDAK PERNAH MENYERAH:
Selalu berusaha dan bekerja keras dalam menjalankan usaha serta di barengi dengan doa.
Berikut ini adalah 10 cara dan usaha unuk menjadi orang yang sukses.
1. BERPIKIR KRITIS USAHA YANG AKAN DI JALANKAN :
Memikirkan usaha apa yang akan di jalankan dengan berbagai pertimbangan dan melihat kondisi pasar.
2. MEMPERHITUNGKAN RESIKO YANG AKAN DI HADAPI:
Melihat/Mempertimbangankan Resiko apa yang akan dihadapi dan mampu mengambil resiko itu.
3. BELAJAR DARI YANG BERPENGALAMAN:
Belajar dari pengalaman orang-orang yang telah sukses dan mempraktikannya.
4. MENJALANI USAHA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH:
Mempunyai niat yang kuat untuk menjalani usaha yang akan dijalani.
5. MEMANFAATKAN PELUANG DENGAN BAIK:
Benar-bener memanfaatkan peuang yang ada.
6. BERSIKAP SPORTIF:
Tidak bersikap curang dalam melakukan usaha
7. JUJUR DALAM MENJALANKAN USAHA:
Selalu bersikap jujur dengan menjalankan usaha yang dijalani tanpa ada niat curang.
8. MENCARI LAHAN(POSISI) PASAR YANG TEPAT:
Memperhatikan tempat usaha dengan keadaan masyarakat
9. MAMPU MENENTUKAN SESUATU YANG DI PERLUKAN MASYARAKAT:
Mengetahui benar-benar apa yang dibutuhkan masyarakat kita dapat menyediakan fasilitas kebutuhan tersebut.
10. TIDAK PERNAH MENYERAH:
Selalu berusaha dan bekerja keras dalam menjalankan usaha serta di barengi dengan doa.
Label:
motivasi
|
0
komentar
Rabu, 07 Desember 2011
Menjadi seorang pemimpin memerlukan kerja yang serius dan salah satu tips dan teknik kepemimpinan yang harus Anda ketahui adalah tertib sepanjang waktu. Secara umum
berada dalam posisi yang memiliki kemwenangan berarti Anda memiliki
sejumlah hal yang terjadi pada saat bersaaan. Mampu menertibkan dan
mengelola kekacauan dengan sukses adalah kterampilan yang garus dimiliki
pemimpin agar tetap efektif.
Berikut beberapa tips dan teknik kepemimpinan yang bisa membantu Anda dikeseharian :
1. Patuh pada Jadwal
Tidak ada hal yang bisa mengacaukan hari dari pada melupakan sesuatu yang harus dilakukan pada hari itu. Patuh pada jadwal, sebanyak mungkin, akan membuat hari berjalan mulus dan lebih sukses. Tidak semua hal yang bisa Anda masukan dalam jdwal, tapi, Anda tahu jika Ada belum melakukan sesuatu karena rutinitas sangat penting bagi Anda.
Berikut beberapa tips dan teknik kepemimpinan yang bisa membantu Anda dikeseharian :
1. Patuh pada Jadwal
Tidak ada hal yang bisa mengacaukan hari dari pada melupakan sesuatu yang harus dilakukan pada hari itu. Patuh pada jadwal, sebanyak mungkin, akan membuat hari berjalan mulus dan lebih sukses. Tidak semua hal yang bisa Anda masukan dalam jdwal, tapi, Anda tahu jika Ada belum melakukan sesuatu karena rutinitas sangat penting bagi Anda.
Label:
motivasi
|
0
komentar
Senin, 05 Desember 2011
Semua orang ingin sekali menjadi pemimpin, betul? Tidak juga. Yang
kita inginkan sebenarnya adalah menjadi ‘pejabat tinggi’, bukan menjadi
‘pemimpin’. Di organsiasi bisnis misalnya, kita ingin menjadi Manager
atau Direktur. Dalam pemerintahan, kita ingin menjadi Bupati atau
Gubernur. Saat menginginkan jabatan itu, kita tidak benar-benar ingin
menjadi pemimpin bagi umat atau orang-orang yang kita pimpin. Kita,
lebih menginginkan kebanggaannya, prestisenya, dan fasilitas
menggiurkannya. “Nggak juga tuch!” Saya senang jika Anda menyangkal
seperti itu. Hal itu menunjukkan bahwa Anda memang berniat mengabdikan
diri, bukan sekedar berambisi untuk meraih suatu posisi. Apakah itu
penting? Bukan sekedar penting. Tapi juga menentukan apa yang kita
lakukan selama memegang jabatan itu dan nasib kita sesudah selesai
menjabatnya.
Ketika berkata “mengejar jabatan
itu baik adanya,” saya mendapatkan respon beragam. Tanggapan paling
menarik datang dari para sahabat yang tidak sependapat. Meskipun saya
dapat ‘menjawabnya’ dengan argument canggih, tetapi saya tidak berhenti
memikirkannya. Mengapa kita sampai diwanti-wanti oleh Sang Nabi soal
tidak mengejar jabatan, padahal dikesempatan lain beliau mengingatkan
bahwa kita mesti berani tampil untuk menjadi pemimpin? “Setiap pribadi
adalah pemimpin,” katanya. Alhamdulillah, dari proses itu saya
mendapatkan pemahaman tambahan. Terminologi kepemimpinan kita memang
sudah dirancukan oleh nafsu untuk menguasai suatu kedudukan. Saya tidak
tahu persis, apakah itu disebabkan karena sudah terjadi pergeseran
peyoratif dari makna kepemimpinan. Atau memang dari dulu kita belum juga
berhasil menerapkan konsepsi kepemimpinan itu secara utuh. Makanya,
memimpin itu sama sekali berbeda makna dari menjabat. Proses
pembelajaran saya masih belum berakhir. Bagi Anda yang tertarik menemani
saya belajar memahami makna kepemimpinan yang sebenarnya, saya ajak
memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn) berikut ini:
Label:
motivasi
|
0
komentar
“Rat race,” adalah istilah yang
lazim digunakan untuk menggambarkan rutinitas hidup yang kita jalani
setiap hari. Khususnya Senin sampai Jumat. Bangun pagi-pagi sekali, lalu
buru-buru mandi, bergegas pergi, tiba dikantor jam delapan pas, atau
agak terlambat sedikit – eh banyak – karena jalanan macet. Kemudian
terbenam dalam pekerjaan yang sama seperti kemarin. Begitu bel jam 5
berbunyi ‘Teng!’, otomatis alarm dalam pikiran kita berteriak ‘Go!’.
Hasilnya? Ya begitu-begitu saja. Itulah “Rat race”. Saya tidak tahu jika
Anda termasuk pemain dalam drama rat race seperti itu atau tidak.
Tetapi, setiap orang dalam arena balapan tikus itu senantiasa
bertanya-tanya; kenapa hidup gue tetap begini-begini aje? Padahal
lingkungan hidup kita berubah loh. Bahkan perusahaan pun berubah.
Perubahan yang semestinya menyediakan kesempatan yang melimpah
terlewatkan begitu saja. Kenapa? Karena kita tidak bisa menjawab
pertanyaan ini dengan baik;”Kalau perusahaan berubah, kita ngapain?”
Emboh.
Label:
motivasi
|
0
komentar
Mengakui kesalahan dimasa lalu
adalah salah satu ciri pribadi terhormat. Sedangkan sikap ngeyel adalah
cermin nihilnya sifat ksatria.”
Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang suka ngeyel? Sudah jelas dia
melakukan kesalahan, eh ngotot saja mencari pembenaran atas
tindakannya. Di TV, Koran, dan berbagai media lainnya, banyak sekali
contoh orang seperti itu. Di kantor juga sama. Sampai-samapi kita heran
sendiri;”Kenapa ya, kok ada orang yang ndablek seperti itu?” Hey jangan
salah, kalau berada pada posisi yang sama; kita pun belum tentu tidak
begitu lho. Apa lagi zaman serba keterbukaan seperti sekarang. Aib
seseorang bisa menyebar sedemikian luasnya. Maka tak heran jika banyak
orang yang memilih untuk berdusta saja. Apakah ngeyelnya seseorang
merupakan respon terhadap buruknya cara kita menghakimi orang lain?
Mungkin ya, mungkin tidak. Yang jelas, itu mencerminkan telah lunturnya
sifat ksatria didalam dirinya.
Saya, pernah mencuri uang dari lemari pakaian orang tua saya. Seratus
rupiah. Eit, zangan salah. Seratus rupiah pada masa itu bisa membeli
sepuluh potong bakwan. Saat Ayah ‘menginterogasi’, saya ngotot tidak
mengakuinya. Keadaan sangat menegangkan sekali. “Dang, kamu itu anak
yang baik. Bapak akan pergi sebentar. Setelah Bapak kembali, beritahu
Bapak yang sebenarnya,” lalu beliau keluar dari kamar. Tak lama
kemudian, Ayah kembali lagi. Beliau langsung menuju ke lemari pakaian
tempat hilangnya uang itu. Ternyata, beliau menemukannya disana. Utuh.
Seratus rupiah. “Lho, uangnya ternyata ada,” beliau berbalik menatap
saya. “Uangnya pulang sendiri,” saya bilang. Ayah berjongkok hingga mata
kami berdua sejajar. Air mata saya meleleh di pipi kanan dan kiri. Lalu
tangis meledak ketika kedua tangan Ayah merengkuh saya kedalam
pelukannya. Itulah pelajaran pertama yang saya dapat tentang betapa
leganya mengakui sebuah kesalahan yang telah kita lakukan. Tidak
disangka, ternyata mengakuinya jauh lebih melegakan hati daripada ngotot
untuk menutupinya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar
bersikap ksatria atas semua kesalahan dimasa lalu, saya ajak memulainya
dengan mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence (NatIn) berikut ini:
1. Ingatlah, percuma menutupinya. Jasad fisik kita
tidak suka berkompromi. Jika moral kita kotor, tubuh kita ingin agar
dirinya tetap bersih. Maka jika kita culas, misalnya, keculasan itu akan
tergambar di wajah kita. Jika kita berbohong, maka kebohongan itu
dipancarkan melalui mata. Jika kita mengatakan sesuatu yang tidak benar,
maka degup jantung kita memberi sinyal dusta. Maaf, tubuh ini tidak mau
berkompromi dengan hawa nafsu. Maka percuma menutupi kesalahan yang
kita lakukan dimasa lalu, karena kita tidak akan bisa benar-benar
menyembunyikannya. Sesekali, dengarkanlah kembali senandung Chrisye “Ketika Tangan Dan Kaki Berkata”.
Lirik gubahan Taufik Ismail itu menggambarkan dengan jelas betapa kita
tidak bisa menutupi sedikitpun perbuatan buruk yang kita sembunyikan
itu. Maka akuilah. Sebab usaha kita untuk menutupinya akan percuma saja.
Bahkan di dunia pun banyak orang yang bisa merasakan jika kita salah.
Lihatlah orang-orang yang ngeyel. Anda bisa merasakan kengeyelannya,
bukan? Begitu pula jika kita yang ngeyel. Orang lain pun tahu jika kita
sedang menutupi sesuatu.
2. Biasakanlah untuk menjadi orang biasa. Selain
takut dihukum, alasan kita tidak mau mengakui kesalahan adalah karena
kita sendiri merasa malu. Apa lagi jika kita termasuk orang terhormat.
Semakin tinggi posisi kita, semakin berat beban nama baik dan gengsi
yang harus dipertahankan. Akan semakin sulit jugalah untuk mengakui jika
kita ini salah. Makanya, tidak aneh jika orang-orang yang paling jago
‘membela diri’ adalah mereka yang paling tinggi posisinya, paling
terkenal reputasinya, paling besar kekuasaannya. Kalau kita sudah
kadung ‘dinilai’ orang lain sebagai ‘pribadi terpuji’, rasanya kok berat
sekali untuk mengakui adanya keburukan didalam diri kita. Maka tidak
jarang orang memilih terus berkubang dari kolam kibul yang satu ke
samudra dusta lainnya, asal sisi gelapnya tidak ketahuan. Beruntunglah
orang biasa seperti kita. Karena kita tidak dibebani oleh keharusan
untuk ‘menyelamatkan nama baik kita’ dari perilaku buruk yang
mencorengnya. Lebih mudah jadinya untuk bersikap ksatria. Namun, jika
saat ini Anda sudah memiliki posisi tinggi, dan reputasi yang harum
mewangi; mungkin sudah waktunya bagi Anda untuk kembali membiasakan diri
menjadi orang biasa lagi. Karena perasaan menjadi orang ‘luar biasa’
sering menjauhkan kita dari sifat ksatria.
3. Makin ngeyel Anda, makin sebel orang pada Anda.
Kita sering mengira bahwa sifat ngeyel itu mencerminkan ketangguhan.
Tidak. Justru ngeyel itu cermin kepicikan. Saya mengenal orang-orang
yang mudah sekali untuk ‘diajak menjadi lebih baik’. Ketika ditunjukkan
kekurangan yang harus diperbaikinya mereka langsung mengakui tanpa
argument berbelit-belit. Lalu mereka berkomitmen untuk tidak
mengulanginya lagi. Kepada orang-orang seperti itu, kita sangat respek
sehingga tidak ada lagi gairah untuk memperpanjang masalah. Namun, ada
juga orang-orang yang sudah jelas salah, tapi ngotot saja mencari
pembenaran atas tindakan salahnya. Bukannya mawas diri, mereka malah
bertahan dengan argumennya yang defensif. Kepada orang-orang seperti
itu, kita sama sekali tidak memiliki simpati. Begitu pula halnya ketika
kita yang berbuat kesalahan itu. Kalau kita mau bersikap ksatria untuk
mengakuinya, lalu berkomitmen untuk memperbaiki diri maka orang lain pun
akan respek kepada kita. Tapi, jika kita ngeyel…hmmh, jangan harap nama
baik kita akan pulih karena kengeyelan itu. Justru orang semakin sebal
pada kita. Dan semakin kita ngeyel, semakin terlihat buruknya kita. Maka
jika ingin menjadi orang baik, kita perlu belajar untuk berhenti ngeyel
demi menutupi kesalahan yang kita lakukan. Bersikaplah ksatria, maka
orang akan menaruh hormat pada Anda.
4. Posisikanlah diri setara dengan orang lain.
Berada di posisi paling tinggi bisa melihat lebih banyak hal. Jadinya
berbahaya kalau kita merasa ‘lebih tinggi’ dari orang lain. Kenapa?
Karena kita menjadi lebih mudah melihat kesalahan mereka. Padahal, kita
sendiri tidak sempurna-sempurna amat. Oleh karenanya, sangat penting
untuk memposisikan diri kita setara dengan orang lain. Sehingga kita
bisa seimbang dalam melihat ‘keluar’ dan ‘kedalam’. Mungkin Anda pintar,
tapi orang lain tahu sesuatu yang Anda tidak tahu. Mungkin jabatan Anda
tinggi, tetapi keterampilan atau pengalaman orang lain bisa jadi jauh
lebih tinggi. Plus – minuslah, kita ini. Jadi bagusnya ya posisikan
diri setara dengan orang lain saja. Dengan begitu, kepala kita tidak
menjadi kebesaran. Dengan posisi yang sama tinggi, kita juga tidak
menganggap rendah mereka yang berbuat salah. Ya, faktanya memang mereka
salah. Tetapi setelah diakuinya kesalahan itu, kita sadar jika mereka
juga manusia biasa. Saat kita sendiri yang salah pun, kita tidak terlalu
gengsi mengakuinya. ‘Boss tidak pernah salah,” kata orang. Makanya,
tidak usah sok nge-boss biar tidak susah mengaku salah. “Orang pinter
mesti bener,” katanya. Makanya, zangan sok pinterlah. “Orang suci jauh
dari dosa,” kata yang lain. Kalau kita tidak sok suci, maka tidak sulit
lagi untuk mengakui kekurangan diri, meminta maaf dari orang lain, dan
melakukan perbaikan.
5. Akuilah semuanya, agar dimaafkan. Ayah saya
tahu, jika saya mengambil uang itu. Beliau bisa saja memaksa merogoh
saku baju saya. Pasti uang itu bisa ditemukan dengan mudah. Tapi tidak
dilakukannya. Perlakuan Ayah merupakan momentum penting bagi saya. Jika
beliau memaksa, bisa jadi saya akan mencari cara untuk menyembunyikannya
ditempat paling sulit. Boleh jadi, hari ini saya menjadi ahli dalam
berkilah dan bersilat lidah. Namun, Ayah telah berhasil membuat saya
mengakuinya secara sukarela, menyampaikan penyesalan, dan merasakan
betapa indahnya mengakui kesalahan. Sampai hari ini, jika saya berbuat
salah pada Anda, maka Anda tidak perlu menginterogasi saya. Cukup
tunjukkan dimana salah saya, maka saya akan mengakuinya. Saya menyadari
pelajaran yang diberikan oleh Ayah bahwa; setiap kesalahan yang diakui
mempunyai peluang untuk dimaafkan. Logis, ya? Tidak mungkin kita bisa
memaafkan sesuatu yang tidak diakui, kan? Maka jika kita memang telah
melakukan kesalahan, sebaiknya berhenti ngeyel. Akuilah semuanya. Karena
dengan pengakuan itu, kita punya kesempatan untuk dimaafkan.
Kitab suci dengan jelas merekam wahyu Tuhan yang berfiman;”Pada hari
ini Kami tutup mulut mereka. Tangan mereka akan berkata kepada Kami. Dan
kaki mereka akan memberi kesaksian. Terhadap apa yang dahulu mereka
kerjakan.” Merinding kulit tubuh kita jika memahami makna ayat suci itu.
Kita sama sekali tidak bisa bersembunyi dari apa yang pernah kita
lakukan dimasa lalu. Semakin kita bersembunyi, semakin tidak termaafkan
kesalahan itu. Maka sebelum mulut kita ditutup, mari gunakan dia untuk
mengakui bahwa kita telah berbuat salah. Mari gunakan lidah ini untuk
memohon maaf dengan tulus. Dan mumpung masih ada waktu, mari kita
lakukan perbaikan meski sedikit demi sedikit. Semoga dengan begitu,
orang lain bersedia melihat bahwa kita memiliki komitmen untuk menjadi
pribadi yang lebih baik. Dan semoga dengan begitu, tangan dan kaki kita
memberi kesaksian yang baik. Pada hari ketika tangan dan kaki ini
mendapat giliran untuk bicara.
Label:
motivasi
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)